Saturday, April 24, 2010

Ghost Town


Film ini sedang diputar di HBO mulai tanggal 18 April yang lalu. Mungkin akan diputar selama 1 minggu. Dan setelah 3 hari mencoba menemukan jam tayangnya, baru hari ini aku punya kesempatan menonton film ini tuntas dari awal sampai akhir. Ya…3 hari ini aku sudah mencoba menonton, tapi pemutarannya selalu pas pada saat aku harus mengerjakan sesuatu juga, jadi cuma bisa kulihat bagian awalnya, tengahnya, atau akhirnya. Syukurlah akhirnya hari ini aku bisa menonton hingga usai.

Dibintangi actor Inggris Ricky Gervais yang entah kenapa kupikir pas sekali dengan tokoh dokter gigi yang diperankannya (kalaupun ada yang mengganggu hanya gigi taringnya yang kelihatan runcing saat dia tertawa). Juga Greg Kinear dan Tea Leoni yang kusenangi sejak filmnya Family Man bersama Nicolas Cage.

Cerita film ini sederhana, seperti yang juga sering diangkat oleh film-film sejenis yang lain, yaitu tentang let it go, tentang merelakan seseorang yang telah meninggal dunia. Bahwa intinya seseorang menjadi roh gentanyangan, menjadi hantu, itu bukan karena mereka mati penasaran (dalam beberapa kasus memang begitu ya?) tetapi sebagian besar karena yang hiduplah yang tidak merelakan kematian mereka. Urusan mereka belum tuntas dengan yang di dunia. Begitu yang di dunia, yang masih hidup menyadari hal itu, dan sedikit saja tumbuh kerelaan, maka yang mati langsung dapat melanjutkan perjalanannya. Kemana? Wah…di film ini tidak diceritakan dan aku juga tidak ingat pengalaman matiku jadi tidak bisa bercerita di sini…

Tetapi apa yang disampaikan dalam film ini benar adanya. Memang begitulah keadaannya. Bahwa sebenarnya bersama-sama kita hidup sekarang ini juga berkeliaran roh-roh yang belum tuntas urusannya dengan dunia. Hanya kita tidak bisa merasakan keberadaannya. Kecuali mereka yang cukup peka. Dan masalah peka ini, aku punya pengalaman pribadi.

Sewaktu ibuku meninggal karena gagal ginjal 10 tahun yang lalu, aku didera rasa bersalah yang luar biasa karena merasa: adalah kesalahanku tidak bisa mencarikan biaya untuk pengobatan ibuku maka ibuku menjadi meninggal. Karena dihantui rasa bersalah itu, aku juga dapat merasakan roh ibuku disekitarku, dan perasaan itu bukanlah perasaan yang nyaman. Setahun kemudian barulah aku memahami duduk perkara masalahku ini. Segera setelah kesadaran itu timbul, kerelaan muncul dihatiku, aku yang tidak bisa tidur setahun terakhir, hari itu tidur nyenyak untuk pertama kalinya. Saat itu aku tahu, ibuku telah dapat melanjutkan perjalanannya karena aku telah merelakannya. Jadi aku benar-benar paham cerita yang disampaikan film ini karena mengalaminya sendiri.

Kembali pada film ini, inti cerita pada film Ghost Town ini demikianlah. Yang pasti film ini menyelipkan humor ala British yang garing. Seperti pada bagian dr Pincus (Ricky Gervais) bertanya pada rekannya dr Prashar terjadi dialog lucu yang sulit dipahami banyak orang tapi menggelikan buatku.

dr Pincus: Anda berasal dari daerah yang mengerikan itu bukan?
dr Prashar : (dengan ekspresi sebal tapi maklum dengan sifat rekannya) Saya dari India
dr Pincus : Ah ya..maksudku Anda bukan orang Kristen seperti kami.
dr Prashar : Bukan, saya seorang Hindu.
dr Pincus : Yeah..um...Bagaimana cara orang Hindu mengorek keterangan dari musuhnya?
dr Prashar : (sambil tersenyum) Well...sebagai seorang Hindu ...kami akan bertanya dengan sopan....

Hahahaha……Lucu ? Atau nggak paham? …Nggak apa-apa…buat saya tetap lucu.

Atau dibagian lain saat dr Pincus berusaha menjelaskan duduk perkara tentang merelakan yang mati pada Gwen (Tea Leoni), bukannya membahas duduk perkaranya mereka malah membahas masalah penis mumi yang disimpan dalam toples.

dr Pincus : ………….mengapa orang mati harus dikuburkan dengan perhiasan, dengan binatang peliharaan, mengapa harus diperlakukan seperti itu, mereka bahkan menyimpan penisnya dalam toples besar…maksudku mengapa? ...mengapa mereka melakukan itu?.
Gwen : (dengan wajah tidak percaya) kau lihat sendiri penisnya, mana muat kalau ditaruh dalam toples kecil…
drg Pincus : (dengan wajah bingung, tidak percaya dsb) kenapa harus dimasukkan ke dalam toples? …. Ouh….Bukan ini masalahnya ..untuk apa semua itu? ………..…..

Hahahaha……
Aku suka humor semacam ini. Maksudku bukan humor tentang penis ya. Tapi bagaimana dari suatu keadaan biasa yang serius kalau kita lihat dari sudut lain malah terasa lucu.

Yah…dari film sederhana ini macam ini tetap ada pelajaran yang bisa diambil jika kita mau jeli sedikit melihatnya dan tidak menganggap sebuah film murni hanya hiburan semata.

Selamat menonton juga bagi Anda. Siapa tahu ada yang berminat dengan humor garing macam ini seperti saya.

Samarinda 21 April 2010