Friday, June 05, 2009

Mogok Berita

Beberapa hari terakhir ini aku memutuskan untuk mogok membaca atau mendengar berita. Aku ngambek! Kenapa? Bosan dengan berita di negeri ini. Tidak ada yang menyenangkan hati atau menggembirakan. Isi berita yang beraneka ragam itu dapat disimpulkan dalam beberapa kata saja; eksploitasi, arogansi, konspirasi.

Contoh eksploitasi : yang sedang ramai dibicarakan adalah diangkatnya kemiskinan dalam reality show di televisi yang ujung-ujungnya dipertanyakan, ini empati atau eksploitasi (baca: jualan kemiskinan?). Contoh yang lain kalau ada berita bencana di suatu tempat, ikuti saja berita selanjutnya, ujung-ujungnya eksploitasi alam yang berlebihan (akibat hasil keputusan penuh konspirasi oleh yang berkuasa). Contoh lain : yang paling hangat adalah kasus Prita, seorang pasien korban malpraktek sebuah rumah sakit yang kemudian menjadi korban hukum dengan judul pencemaran nama baik hanya karena dia curhat kepada teman-temannya tentang malpraktek yang telah dia alami. Inilah contoh eksploitasi pihak yang berkuasa (baca:berduit) pada yang lemah. {Padahal omong-omong nih, kasus malpraktek di bidang kesehatan memang bertaburan di seluruh Indonesia sekarang ini. Beberapa orang temanku pernah mengalami, yang fatal sampai anaknya meninggal dunia. Tetapi yang ini nggak usah cerita deh...nanti bisa kena pasal pencemaran nama baik lagi....}

Contoh arogansi : wah contohnya banyak. Dimana-mana di atas dunia.....(dinyanyikan dengan irama lagu Bang Rhoma cocok tuh..!)banyak kejadian yang bisa kita lihat adalah akibat arogansi satu pihak pada pihak yang lain. Umumnya pihak yang berkuasa, yang memegang uang yang arogan. Arogansi ini pada lingkaran elit kekuasaan akan melahirkan banyak keputusan yang mementingkan diri dan kelompoknya sendiri. Sekarang ini sudah banyak keputusan yang lahir dari sikap arogansi ini. Mau disebutin jelas? Nggak usah deh. Aku mau baca UU ITE dulu jelas-jelas, daripada terus diciduk dengan alasan yang nggak jelas!

Konspirasi? Ah...itu teman dekat dengan arogansi, lantas hasilnya eksploitasi. Konspirasi, dulu makanan kaum elit pemegang kekuasaan. Mainan mereka. Rakyat awam tidak tahu banyak jenis permainan ini. Tetapi sejak era REFORMASI, konspirasi ini jadi makanan harian rakyat. Konspirasi terjadi dalam setiap level masyarakat, secara terang-terangan. Rupanya itu arti kata REFORMASI di Indonesia. Transparansi di segala bidang. Termasuk korupsi, kolusi, nepotisme itu juga di reformasi sehingga terbuka kesempatan bagi setiap orang.....wkwkwkwkkkwkk. Rasa-rasanya reformasi di negeri ini memang artinya jadi jauh melenceng dari arti kata sebenarnya. {Saking parahnya sampai ada joke seperti ini : dulu jaman Soeharto korupsi dibawah meja, jaman sekarang korupsi nggak sekedar di atas meja, malah mejanya sekalian dikorupsi juga..}

Politik itu jelas konspirasi. Sekarang katanya rakyat sudah mulai pintar. Jadi konspirasi di kalangan politisi sudah bisa dibaca dengan jelas oleh rakyat (atau sebenarnya politisi sekarang yang nggak ngerti main halus ya...jadi konspirasinya bisa kebaca jelas.... Nah karena politisi (baca:penguasa negara) itu ada di piramida atas dalam susunan fungsional kenegaraan, jadilah dia sebagai panutan, akibatnya sekarang rakyat awam pun sudah pandai pula berkonspirasi. Konspirasi tidak hanya milik penguasa dan pedagang saja. Tetapi milik semua orang. Tepuk tangan.....plok..plok..plok..!

Nah...kalau inti berita yang beraneka ragam isinya begitu aja malas kan ndengernya. Berita yang juga bikin gregetan sekarang ini adalah Malaysia sedang curi-curi, intip-intip wilayah-wilayah terluar Indonesia. Menurut pendapatku, itu yang salah bukan Malaysia. Kita yang salah. Pemerintah kita lembek. Dari jaman Megawati sampai SBY nggak ada yang berani perang, nggak ada yang punya harga diri sebesar Bapak Soekarno dulu yang pasti tidak akan rela kalau tetangga seenak-enaknya nyelonong masuk halaman rumahnya, masih pake nyuri lagi.

Tinggalkan sudah basa-basi busuk. Itu hanya cerminan rasa takut. Tunjukkan kalau Indonesia punya harga diri, punya integritas sebagai bangsa yang berdaulat dan berwibawa. Ini pemimpin yang ada sekarang melempem semua. Padahal rakyatnya sudah gregetan menonton polah mereka rebutan kekuasaan setiap hari. Halamannya dicaplok tetangga nggak peduli.

Begitulah ringkasan berita kita selama beberapa minggu terakhir ini. Masih berminat untuk menonton atau mendengarnya?

Be my guest!