Saturday, September 29, 2007

Give and Give and Give Things

Beberapa hari terakhir ini aku dilanda kebimbangan untuk memutuskan apakah aku akan masuk menjadi member Asian Brain IMC yang dikomandoi Anne Ahira -internet marketer- terkenal dari Indonesia itu atau tidak. Aku sudah berlangganan news dari mereka tapi sudah hampir 2 minggu ini tidak kunjung dapat memutuskan apakah akan bergabung atau tidak.

Beberapa waktu yang lalu aku juga mendapat kiriman paket 'motivation course' atau somekind like that lah... dari seorang teman. Aku baca. Dan .......... there's nothing new for me.
I knew it before. I understood and try to do it day by day all this time. But that's not the problem.

The problem is : I feel funny about those 'motivation things'.
Weird.
I feel like a donkey.
Don't laugh at me.
I mean it.

I am not sure about how I feel or how to tell you about this. Saat aku menerima email yang isinya kalimat-kalimat untuk memotivasi itu, aku lantas merasa dungu. Aku merasa seperti salesman jalanan yang harus diberi semangat dengan berteriak lantang setiap pagi dalam meeting harian sebelum berkeliling menawarkan barang. Aku merasa malu -mungkin- karenanya.

Pertanyaannya adalah : Mengapa malu? Bukankah setiap dari kita memang harus pandai menjual? (itu inti bisnis kan? bisnis apa saja. kau bisa menjual barang, menjual jasa, menjual ide, menjual visi, menjual diri ..ops, yah pokoknya menjual, apa saja)

No sales, no action, no money, no profit, no-thing.

Aku berhari-hari merenungkan hal ini. Mungkin sampai hari ini aku belum menemukan jawabnya. Aku hanya meraba-raba jawaban. Seperti ini: saat kita mulai belajar mengenal diri kita sendiri, saat itu kita belajar tentang dunia di sekitar kita. Satu persatu, sedikit demi sedikit kita melihat dengan lebih jelas, memahami dengan lebih baik segala sesuatu. Saat itu tiba, teori motivasi itu menjadi lelucon yang lucu sekali. Karena pada saat kita memahami diri sendiri, maka hal-hal yang disebutkan dalam teori motivasi itu terlampaui. Bila masih ngotot memposisikan diri di sana, akan ada perasaan malu yang terbit di sanubari.

Teori tentang positive thinking dan teori motivasi itu mirip. Aku masih bisa membaca dengan tenang apabila ada orang menulis tentang postive thinking. Tetapi membaca tentang motivasi, rasanya jadi lucu sekali. Gambarannya itu seperti keledai yang diumpan dengan buah yang digantung di depannya. Dia akan dilecut untuk jalan, dengan harapan dapat menggapai umpan tadi yang tentu saja tak akan pernah didapatnya, karena seiring dengan langkahnya, umpannya akan bergerak menjauh juga. Very funny! dan menyedihkan juga.

Tapi apakah teori motivasi dan positive thinking itu buruk. Tidak. Tentu saja tidak. Ada orang yang memang membutuhkannya. Masih banyak orang yang membutuhkannya.

Aku tidak berani berkata lantang bahwa aku tidak membutuhkannya. Pada kenyataannya aku tetap membutuhkan motivasi dan berpikir positip untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dan, sampai saat ini pun uang mungkin adalah motivasi yang paling kuat. Lalu kenapa ada penolakan halus yang kurasakan?

Aku belum paham. Dan aku masih setia membaca news letter dari Asian Brain. Anne Ahira orang yang hebat. Dan dia mau berbagi, itu juga hebat. Hal yang langka di Indonesia. Aku bersyukur Indonesia memiliki orang seperti dia. Hanya saja, sepertinya aku tidak bisa ikut dalam rombongannya. Tidak saat ini.

Tapi Anda yang membaca tulisan ini, boleh tuh masuk ke Asian Brain. Berkunjunglah dan lihat, apakah Anda tertarik untuk ikut dan meraih keberhasilan di sana. Dan berbagilah setelah itu. Not share the money you get;), but share what you've experienced, share about how you doin' it, share the 'tip', share the chance.

I remember something right now. Maybe I'm suck with this "take and give thing" but naturally that's how it goes.
Maybe on my secret mind, deep down inside, I think, why not "give, and give, and give only"
May be......